
Kudus, SalokuNews. Peraturan sekolah yang kini lebih populer dengan kesepakatan sekolah pada dasarnya adalah upaya proses mendidik untuk membentuk karakter murid-murid diantaranya kerapian dan kedisiplinan, sehat, nyaman, dan aman. Oleh karena bertujuan untuk kebaikan murid-murid sendiri, maka sesungguhnya kesepakatan sekolah bertujuan tidak untuk menyusahkan para murid. Demikian amanat pembina upacara Hendri Mardiya Saputro, S.Pd pada upacara bendera Senin (13/10/2025) di lapangan SMA Negeri 1 Jekulo.
Hendri menjelaskan tujuan kesepakatan sekolah lantaran dirinya seringkali mendapatkan pertanyaan dari murid-murid pada saat melaksanakan tugas STP2K menertibkan mereka. ”Anak-anak menyampaikan pertanyaan seperti, kenapa rambut harus dirapikan. Kenapa harus pakai sepatu. Kenapa pakaian harus dimasukkan. Kenapa sepatu harus warna hitam. Kenapa kuku harus dipotong. Itu semua kan tidak ada hubungannya dengan pelajaran,” papar Handri menirukan pertanyaan murid-murid.
Menurut Hendri, kerapian harus diajarkan kepada murid-murid karena kerapian adalah membentuk cermin diri murid. Artinya pada saat murid-murid berpakaian rapi seperti kukunya bersih, seragam sekolah dan sepatunya layak pakai, maka murid tersebut sebetulnya menghargai dirinya sendiri. Dari menghargai diri sendiri itu dapat memunculkan rasa mencintai pada diri sendiri atas karunia Allah yang telah diberikan kepada mereka.
” Manakala siswa tampil rapi, kuku bersih, baju layak dipakai, maka siswa itu menghargai diri sendiri. Self love, mencintai diri sendiri. Menghargai diri sendiri atas karuania yangdiberikan Allah kepada kita,” jelas Hendri.
Selain itu, tujuan kesepakatan sekolah adalah membentuk karakter murid yang disiplin. Hendri menjelaskan bahwa pengajaran disiplin tidak melalui teori atau kata-kata, melainkan penerapan latihan-latihan dari hal-hal yang kecil secara berulang-ulang. Proses ini berjalan terus menerus sehingga menjadi kebiasaan.
Terkait dengan sehat, nyaman, dan aman, Hendri menjelaskan bahwa kuku murid tidak boleh panjang karena di kuku yang panjang mengandung lebih banyak kuman yang bisa menimbulkan penyakit. Demikian pula rambut tidak boleh panjang karena akan membut gerah dan menutup pandangan saat berlangsung proses KBM. Sepatu harus sesuai aturan untuk memudahkan kegiatan sekoah berjalan tertib. ”Ketika kuku panjang otomasi mengandung kuman. Rambut panjang membuat gerah dan menutup pandangan saat pelajaran. Sepatu untuk memudahan siswa melakukan kegiatan sekolah agar tetap tertib.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka Hendri berpendapat bahwa proses pendidikan tidak semata-mata mentransfer pengatahuan melainkan melakukan hal-hal dari yang sederhana sampai yang besar sehingga menjdi kebiasaan. Kebiasaan tersebut lambat laun akan melahirkan karakter-kareter yang hebat, yang akan menjadi bekal murid-murid di masa depan.
Seperti sebelumnya, pada saat pelaksanaan upacara bendera ini juga berlangsung kegiatan kokurikuler 7 kebiasaan Anak Indonesia hebat (KAIH) tema Bermasyarakat dalam upacara bendera. Aktivitasnya adalah murid memberi contoh positif atau keteladanan kepada teman-temannya terkait upacara bendera. Kegiatan ini didampingi oleh bapak ibu guru yang bertugas sebagai koordinator dan fasilitator kokurikuler tersebut sesuai jadwalnya. (KT,UT)