
Narasumber Muhammad Khoirurrosid, S.Pd, M.Pd memaparkan materi Pembelajaran Mendalam
Kudus, SalokuNews. Dalam rangka memperlancar praktik menyusunan perencanaan pembelajaran mendalam (PPM), SMA Negeri 1 Jekulo menyelenggarakan In House Training (IHT) bertema Penyusunan Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) dan Implementasi Strategi Pembelajaran Mendalam dalam Kegiatan Pembelajaran di SMA Negeri 1 Jekulo.
Hari ke-2 IHT tersebut,semua guru SMA Negeri 1 Jekulo mendengarkan pemaparan yang dsampaikan narasumber dosen UMKU Muhammad Khoirurrosyid S.Pd, M.Pd. Pemaparan Rosyid berjudul Peningkatan kompetensi guru SMA melalui implementasi Pembelajaran Mendalam (deep learning) untuk inovasi pembelajaran.
Materi yang disampaikan Rosyid disesuaikan dengan konteks pendidikan yang ada di sekolah. Pada pertemuan ini, peserta dibagi sesuai kelompok belajar (kombel) masing-masing. Masing – masing kombel tersebut terdiri dari mata pelajaran serumpun. Kombel di SMAN 1 Jekulo ada 6 meliputi : 1) Kombel KOPIKU, terdiri kelompok mapel IPA ( Kimia, Biologi, Fisika); 2) Kombel SALOKU GESS , rumpun mapel IPS ( Geografi, Ekonomi, Sosiologi dan Sejarah); 3) Kombel INFORMATH terdiri dari mapel informatika dan matematika; 4) Kombel NIAGARAKU kelompok rumpun mapel Seni Budaya dan PKWU; 5) Kombel RUMBA terdiri mapel Rumpun Bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa dan Bahasa Inggris); dan 6) Kombel genk KAPAK yang terdiri dari mapel BK, Pkn dan Pendidikan Agama.
Dalam pemaparannya Rosyid menjelaskan konsep-konsep dasar hingga strategi praktis implementasi deep learning tingkat SMA. Di awal pemaparannya, Rosyid menjalaskan gambaran umum dan latar belakang penerapan pembejaran mendalam, diantaranya rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara lain. Berdasarkan hasil survei PISA (2018), murid Indonesia berada diurutan 74, ke-6 dari bawah dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains. Latar belakang ini menjadi salah satu pemicu untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia.
Kombel Rumba memperlihatkan hasil kerja membuat PPT dan PPB
Kualitas pendidikan tidak terlepas dari pola pikir manusianya, diantaranya guru dan siswa. Pola pikir dibedakan 2 yaitu pola pikir tetap (Fixed Mindset)) dan pola pikir bertumbuh (Growth Mindset)). Pola Pikir Tetap (Fixed Mindset) merupakan pola pikir tetap meyakini bahwa kemampuan dasar, kecerdasan, dan bakat adalah bawaan dan tidak dapat diubah, mereka cenderung menghindari tantangan karena takut gagal. Sedangkan Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset) merupakan pola pikir berkembang, percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan melalui usaha, pembelajaran, dan dedikasi, melihat tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, serta kegagalan dipandang sebagai bagian dari proses pembelajaran dan bukan sebagai akhir dari segalanya.
Kombel Informath dan Genk Kapak membuat LK PPT dan PBB
Pola pikir ini mempengaruhi cara seseorang memahami kemampuan diri dan bagaimana mereka menghadapi tantangan serta kegagalan. Oleh karenanya penerapan Pola Pikir Bertumbuh sangat penting karena akan berdampak positif dalam pembelajaran. “Pola pikir bapak ibu guru akan mempengaruhi bagaimana dalam praktek pembelajaran terhadap siswanya. Kalau bapak ibu berpikir positif terhadap terhadap suatu tantangan, maka dalam menghadapi siswa, bapak ibu juga akan bisa memberikan motivasi siswanya yang saat itu misanya memiliki permasalahan belajar,” papar Rosyid.
Kombel Niagaraku dan Gess berdiskusi membuat LK PPT dan PPB
Selama proses kegiatan diskusi dan praktik penerapan deep learning, peserta sangat antusias. Seluruh rangkaian kegiatan diikuti dengan baik. Mereka duduk sesuai kombel masing-masing, untuk memudahkan diskusi dan kolaborasi penguatan kombel. Masing-masing kombel terlihat antusias mengikuti serangkaian acara. Hal tersebut bisa dilihat ketika presentasi yang sebelumnya diawali dengan menyuarakan yel-yelnya yang mempunyai karakteristik tersendiri.
Jalin Kerjasama dan Perkuat Pemahaman Guru
Pemaparan yang disampaikan Rosyid menurut Waka Humas Harun, S.Pd merupakan salah satu upaya SMA Negeri 1 Jekulo dalam menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga lain terkait dengan implementasi pendekatan pembeljaran mendalam.
Waka Kurikulum Susi Hermayanti, S.Pd dan Waka Humas Harun, S.Pd
Harun berharap, keberhasilan kerjasama dengan UMKU ini akan diikuti kerjasama dengan lembaga-lembaga lainnya. “Semoga kerja sama ini dapat menggaet dengan lembaga-lembaga yang lain”, kata Harun dengan penuh harap.
Kegiatan yang diketuai oleh Susi Hermayanti, S.Pd selaku Waka kurikulum bertujuan untuk memperkuat pemahaman guru terhadap pendekatan deep learning yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran. Karena itu Susi berharap praktik penyusunan PPM dapat diterapkan oleh semua guru SMA Negeri 1 Jelulo sesuai mata pelajaran ampuannya. “Strategi pembelajaran mendalam dapat diaplikasikan oleh semua teman-teman guru SMA 1 Jekulo Kudus dalam rangka pendampingan siswa di pembalajaran tahun ajaran 2025/2026” harap Susi.
Pendekatan Pembelajaran
Waka Sarpras SMA Negeri 1 Jekulo Mansyur Artha Qomarudin, S.Pd menjelaskan bahwa pembelajaran mendalam (PM) yang akan dilaksanakan mulai tahun pelajaran 2025/2026 di sekolahnya bukanlah model pembelajaran tetapi pendekatan pembelajaran. “Pembelajaran mendalam bukan suatu model tapi pendekatan pembelajaran,” jelas Mansyur
Waka Sarpras Mansyur Artha Qomarudin, S.Pd
Oleh karena dalam pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran, maka guru memiliki keleluasaan dalam menerapkan metode pembelajaran. “Bapak ibu guru punya keleluasaan untuk menerapkan berbagai pendakatan metode yang digabungkan dengan pendakatan mendalam,” papar Mansyur.
Mansyur menjelaskan bahwa ruh pembelajaran mendalam ada 4 yaitu kerangka pembalajaran, pengalaman belajar, prinsip belajar, dan 8 dimensi profil lulusan (DPL). Kedelapan DPL dalam pembelajaran mendalam meliputi Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Penalaran Kritis, Kewargaan, Kolaborasi, Kreativitas, Kesehatan, Kemandirian, dan Komunikasi.
Mansyur juga berharap guru-guru di lingkungan sekolahnya dapat memahami materi yang disampaikan narasumber dan menerapkannya di kelas ampuannya. “Harapannya bapak ibu guru dapat memahamai itu dan dapat mengaplikasikannya. Dalam pembelajaran sehingga tercapai pengalaman belajar yang maksimal,” kata Mansyur.
Sekolah lanjut Mansyur berusaha memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran mendalam. Fasilitas tersebut diantaranya perangkat media TV yang sudah ada di kelas XI dan XII serta pengelolaan laboratorium baik laboratorium Kimia, Fisika, Biologi, Bahasa, dan IT. Semua itu diharapkan dapat memperlancar pelaksanaan pembelajaran mendalam. “Sudah ada perangkat media TV, dapat dioptimalkan praktek pembelajaran mendalam. Alhamdulillah sudah ada pengelola laboratorium sehingga dapat dioptimalkan labnya,” papar Mansyur. (UT, KT, AY)