Kudus, SalokuNews. Menjelang tahun ajaran baru 2025/2026, SMA Negeri 1 Jekulo menggelar doa bersama di pendopo SMA Negeri 1 Jekulo, Jumat (11/7/2025). Tujuan doa bersama ini memohon keberkahan dan kemudahan dalam menjalani proses pembelajaran. Do’a bersama diikuti kepala sekolah,  wakil kepala sekolah, guru, karyawan staf tata usaha, tenaga kantin, tenaga kebersihan, dan tenaga keamanan  di lingkungan SMA Negeri 1 Jekulo.

Kegiatan yang  sudah menjadi agenda rutinitas tahunan, dimulai pukul 08.00 – 10.00 WIB. Rangkaian kegiatan do’a bersama ini antara lain mauidhoh khasanah, tahlil, pembacaan doa khotmil qur’an dan ditutup dengan do’a.

Dalam mauidhoh khasanah, guru mapel Pendidikan Agama Islam Ika Rosdiana Fitri, S.Pd.I, menjelaskan adanya peristiwa-peristiwa penting di bulan Muharam, seperti meninggalnya cucu Nabi Muhammad Husein. Bulan Muharam istilahnya bulan berduka, sehingga tidak ada orang yang menyelenggarakan pesta-pesta di bulan tersebut.

Bulan Muharam di tahun ini bertepatan dengan kegiatan penyambut siswa baru kelas X  dan kegiawal awal tahun pelajaran 2025/2026. Ika berharap  keadaan baru ini juga berpengaruh pada bapak ibu guru dalam melaksanakan tugasnya. “Semangat bapa iIbu guru dalam mendidik siswa siswi. Semoga dapat meningkatkan kemajuan pendidikan di SMA Negeri 1 Jekulo Kudus,” harap koordinator ekstrakurikuker

Pembacaan khotmil qur’an dipimpin  Muhamad Nailu Syifa’ S.Pd. Kegiatan ini berjalan  dengan penuh khidmat. Acara kemudian  dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin pembina ekstrakurikuler kerokhanian Islam Khosim, S.Pd.I

Guru PAI Ika Rosdiana Fitri, S.Pd.I memberikan mauidhoh hasanah

Sebagai pelengkap acara tak lupa disajikan aneka hidangan makanan. Salah satu makanan khas dalam doa bersama SMA Negeri 1 Jekulo ini adalah ingkung.  Ingkung merupakan suatu hidangan ayam utuh yang dimasak lengkap dengan bumbu-bumbu dan khas rempah-rempahnya. Penyajian ayam ingkung ini  secara utuh tanpa dipotong-potong.

Hidangan ayami ingkung ini tidaknya hanya menunjukkan simbol khas tetapi juga mengandung makna dan filosofi yang mendalam. Masakan ayam khas Jawa ini  berkaitan dengan doa, permohonan berkah, nilai-nilai spiritual dan rasa syukur.

Suasana makin menggetarkan ketika Khosim membacakan doa bersama. Sayup suara lirih  mengamini harapan-harapan besar untuk kelancaran, kemudahan, dan hasil terbaik kemajuan pendidikan di SMA Negeri 1 Jekulo. Semua peserta doa bersama terlihat tampak larut dalam suasana khuyuk menundukkan kepala untuk bermunajat. Kegiatan ini tidak hanya bersifat dukungan moral saja, namun juga sebagai ajang untuk mempererat ukhuwah diantara warga Saloku.

Selesai memanjatkan do’a dilanjutkan dengan makan bersama secara “kepungan”. Kegiatan makan kepunngan ini menarik lantaran makan bersama dalam wadah besar, seperti nampan atau daun pisang melibatkan banyak orang,  Satu ingkung ayam dikepung kurang lebih 5 orang.

Makan secara kepung merupakan simbol kebersamaan, memupuk persaudaraan, gotong royong, dan kerukunan antar warga Saloku.  Dalam tradisi ini, semua orang berkumpul, berdoa sesuai keyakinan masing-masing, dan berbagi makanan, tanpa memandang perbedaan status sosial, ekonomi, atau agama . (UT, KT, AY)