
Di penghujung semester gasal tahun Pelajaran 2024/2025 SMAN 1 Jekulo Kudus berhasil menyelenggarakan gelar karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) untuk semua jenjang, kelas X, XI dan XII. Tema P5 yang dijadikan gelar karya kali ini meliputi kewirausahaan, gaya hidup berkelanjutan, suara demokrasi, berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI serta bangun jiwa dan raganya. Acara yang sangat menarik ini diikuti semua siswa, bapak ibu guru, staf tata usaha dan orang tua atau wali murid seluruh siswa SMAN 1 Jekulo Kudus.
Kehadiran orang tua siswa dalam rangka menyaksikan gelar karya P5 sekaligus pengambilan rapor putra putrinya yang sekolah di SMAN 1 Jekulo Kudus. Tidak mengherankan acara yang berlangsung di aula SMAN 1 Jekulo Kudus dan sekitarnya pada Jumat, (20/12/2024) mulai pukul 08.00 -14.00 berlangsung ramai dan sangat meriah.
Kepala SMAN 1 Jekulo Kudus Lasmin S,Pd, M.Pd dalam sambutannya menjelaskan bahwa keberhasilan penyelenggaraan kegiatan gelar karya P5 ini berkat kerja keras semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut. “Ucapan terima kasih kepada bapak ibu guru khususnya bapak ibu fasilitataror. Tidak lupa juga kepada anak-anak semua sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, “ kata Lasmin.
Lasmin, S.Pd, M.Pd memberikan sambutan pembukaan Gelar Karya P5
Pada kesempatan tersebut Lasmin mengingatkan agar kegiatan gelar karya P5 jangan melihat semata-mata hanya dari hasilnya. “Saya berharap kegiatan ini tidak hanya melihat dari hasil. Tapi marilah kita melihat dari prosesnya yaitu pendidikan karakter,” pinta Lasmin.
Kegiatan P5 berusaha untuk mewujudkan karakter siswa yang termuat dalam profil pelajar Pancasila. Enam karakter siswa tersebut adalah beriman dan bertaqwa krpada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, bergotongroyong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif. Lasmin mengharapkan terkait penanaman karakter P5 agar dapat diterapkan dalam diri siswa-siswi masing-masing.
Dengan mempelajari tema kewirausahaan, gaya hidup berkelanjutan, suara demokrasi, berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI serta bangun jawa dan raganya siswa diharapkan dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu yang berkembang saat ini. “Kagiatan gelar karya kali ini merupakan salah satu aksi nyata siswa dalam menjawab isu-isu itu,” tambahnya.
Menurut Lasmin, kegiatan gelar karya P5 juga menjadi bagian dari proses siswa dalam berpretasi sesuai bidang atau kemampuannya. Oleh karena itu tujuan kehadiran orang tua siswa dalam gelar karya P5 agar mereka dapat melihat langsung bagaimana prestasi putra putrinya di sekolah. “Sekolah mengundang orang tua kalian untuk menyaksikan kreativitas kalian. Bagaimana kalian menjadi anak-anak yang berprestasi,” tandas Lasmin.
Senada dengan Lasmin, Ketua Panitia Gelar Karya P5 SMAN 1 Jekulo Susi Hermayanti, S.Pd menyampaikan terima semua pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan gelar karya. “Terima kasih kepada keluarga besar SMAN 1 Jekulo Kudus yang telah mendampingi mensukseskan gelar karya P5 untuk anak-anak kami. Dan alhamdulilah semua berjalan dengan lancar berkat suport sistem dari bapak ibu fasilitator semua. Sehingga apa yang kami harapkan dapat terwujud. Luar bisa bapak ibu fasilitator semua,” ujar Susi.
Ketua Panitia Gelar Karya P5 SMAN 1 Jekulo Susi Hermayanti, S.Pd
Susi menjelaskan bahwa tujuan utama gelar karya P5 adalah memberikan pendidikan karakter profil pelajar Pancasila (P3). Melalui gelar karya ini, beberapa dimensi profil pelajar Pancasila (P3) seperti bergotongroyong, mandiri, dan kreatif dapat terwujud.
Masih menurut Susi, kehadiran orang tua siswa dalan gelar karya kali ini agar mereka paham akan aktivitas maupun kreativitas yang dilakukan putra-putrinya di sekolah. “Jadi tidak hanya menitipkan. Berangkat pagi pulang sore tetapi orang tua dari anak-anak kami paham, inilah kreativitas atau aktivitas putra-putrinya selama seharian di SMAN 1 Jekulo,” tandas Susi.
Dengan mengetahui kegiatan siswa selama seharian di sekolah, Susi berharap akan muncul keterbukaan antara orang tua dengan anak-anaknya. Keterbukaan ini sangat diperlukan untuk mewujudkan secara maksimal sekolah yang aman dan nyaman. “Dengan menghadirkan orang tua, maka orang tua akan semakin terbuka kepada anak-anaknya. Demikian pula anak-anak kami akan semakin terbuka kepada orang tuanya sehingga sekolah aman, nyaman terwujud secara maksimal,” harap Susi.
Sementara fasilitator P5 kelas XII F06, Dra. Noor Munfi’ah menilai Gelar Karya P5 kelas XII sangat bagus. Semua siswa kelas XII dalam melakukan pentas kolosal dengan semangat dan totalitas yang luar biasa. Hal itu lantaran mereka melakukan dengan sangat senang. Segala sesuatu kebaikan yang dilakukan dengan rasa senang dan bersemangat, maka hasilnya biasanya juga sangat bagus. “Bagus sekali. Keren, anak-anak semangat dan totalitas. Ditunjukkan semua bagus, tidak ada yang jelek. Intinya senang sekali dan antusias ” kata Noor Munfi’ah.
Fasilitator P5 kelas XII F Dra. Noor Munfi’ah
Totalitas mereka dalam gelar karya, terutama dalam pentas kolosal terlihat dari mulai persiapan seperti properti yang beraneka ragam dan bagus, kostum yang akan dipakai, latihan yang penuh semangat hingga penampilan yang sangat bagus di panggung gelar karya.
Menurut Munfiah yang mengampu mata pelajaran kimia, pentas gelar karya yang mengusung cerita dari berbagai daeah itu dapat membangun karakter siswa. Mereka akan lebih mengetahui sejarah Indonesia pada masa lalu. Dengan mengetahui hal tersebut, maka akan muncul kesadaran untuk lebih mencintai tanah airnya. “Cerita Lutung Kasarung, Ciung Wanara, Pangeran Mangkubumi, asal usul kota Banyuwangi, itu kan bagian dari sejarah Sejarah Indonesia di masa lalu. Anak-anak akan lebih mengenal sejarah. Kalau dia mengenal itu, maka dia akan lebih mencintai tanah air. Bangga sebagai bangsa Indonesia,” jelas Munfi’ah.
Sementara gelar karya tema berekayasa berteknologi untuk membangun NKRI yang menampilkan prototipe rekayasa teknologi menurut Munfiah juga tidak kalah bagusnya. Proses untuk bisa menghasilkan karya teknologi yang digelar itu membutuhkan pemikiran kritis, kreativitas, menguras pikiran, dan tenaga. “Hasil karyanya bagus-bagus. Itu menguras tenaga, pikiran, kreativitas. Prestasi akademik sekaligus berkreasi,” kata Munfiah.
Karena itu yang perlu ditingkatkan dalam pelaksanaan P5 ke depan adalah mengatur waktu dengan baik, sehingga baik proses maupun hasilnya akan lebih baik lagi. “Anak-anak harus bisa mengatur waktu dengan baik,” imbuhnya.
Wahyu Triambodo, S.Pd fasilitator kelas XII F04 mengaku bangga dengan hasil capaian siswa dalam gelar karya P5 kali ini.” Saya merasa bangga sebagai fasilitator. Karena anak-anak ternyata kreatif dalam menampilkan gelar karya yang dilaksanakan hari Jumat kemarin. Apa yang ditampilkan kelas XII secara keseluruhan sangat- sangat membanggakan utamanya bagi fasilitator dari masing-masing kelas,” tandas Wahyu.

Fasilitator kelas XII F04 Wahyu Triambodo,S.Pd
Menurut Wahyu, siswa SMAN 1 Jekulo Kudus dapat mengembangkan kreativitasnya jika mereka mendapat tempat yang semestinya. ”Ternyata kalau anak-anak diberi wadah dapat memunculkan ide-ide dan kreativitas mereka yang out of the box dari cerita yang sudah ditampilkan dan tidak terbayangkan oleh fasilitatornya. Kebetulan saya hanya sempat menunggui beberapa kali latihan. Jadi saya juga terkejut dengan apa yang ditampilkan anak-anak,” papar guru pengampu matematika tersebut.
Selain kelas XI, gelar karya kelas X tema kewirausahaan dan gaya hidup berkelanjutan juga membanggakan fasilitatornya. Anak-anak menjual produk makanan dan minuman pada projek bertema kewirausahaan dan fashion show ecoprint pada projek bertema gaya hidup berkelanjutan. “Ternyata ecoprint yang mereka buat akan ditampilkan dalam kegiatan fashion show. Apa yang mereka buat pada kain ecoprint menghasilkan desain dedaunan yang bagus-bagus dan estetik,” papar Wahyu.
Dari selembar ecoprint ini dapat dijadikan busana maupun aksesosris. Bahkan dengan dilengkapi totebag, kain ecoprint ini dapat dipadukan dengan busana lainnya. Hal yang tidak kalah menarik yaitu ketika siswa kelas X yang sebelumnya tidap pernah dilatih memperagakan pakaian, dapat tampil memukau saat memperagakan kain ecoprint yang mereka buat. “Pergerakan juga bagus. Di luar dugaan karena meraka tidak pernah dilatih untuk itu,” jelas Wahyu.
Karena itu menurut Wahyu, orang tua siswa juga merasa bangga dengan apa yang telah dilakukan anak-anaknya di sekolah. “Orang tua saya rasa juga ikut bangga seperti apa yang dirasakan bapak ibu fasilitatornya. Mereka ikut membeli hasil produknya makanan dan menyaksikan pagelaran sampai selesai,” kata Wahyu.
Meski gelar karya kali ini sudah bagus, Wahyu menilai untuk pelaksanaan tahun mendatang diharapkan akan lebih bagus dan meriah. “Lebih kreatif lagi yang ditampilkan anak-anak pada saat gelar karya nanti. Yang perlu digaris bawahi harus beda, lebih baik lagi. Ada gebrakan baru yang berbeda dengan tahun ini” imbuh Wahyu.
Meski pelaksanaannya sudah bagus, evaluasi dari pelaksanaan gelar karya tahun ini yaitu agar gelar karya sebaiknya tidak dilaksanakan pada hari Jumat karena durasi waktunya sedikit, terpotong untuk pelaksanaan salat Jumat. Selain itu, perlunya mengatur waktu dalam persiapan sebelum dan setelah pentas gelar karya berjalan dengan cepat dan keadaan bersih kembali.
Fasilitator gelar karya P5 kelas XI F Amita Asih A, S.Pd menjelaskan bahwa gelar karya P5 kali ini sangat menginspirasi bagi semua siswa, kelas X, XI, dan XII maupun guru. Inspirasi sangat diperlukan untuk membangkitkan semangat positif dan memotivasi membentuk karakter pribadi yang lebih baik dan mendapatkan ilham. ”Sangat menginsipirasi bagi siswa, guru, saya sendiri”, kata Mita.
Fasilitator gelar karya P5 kelas XI F05 Amita Asih A, S.Pd
Untuk gelar karya P5 kelas XI pameran beragam mandala dan bazar kuliner. Mandala merupakan salah satu produk dari tema P5 Suara demokrasi. Mandala adalah sebuah bentuk hiasan yang dibuat secara simetris dan disusun dari biji-bijian yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Untuk bisa membuat mandala, dibutuhkan kreativitas baik dari warna, bentuk maupun susunannya. Proses pembuatan mandala membutuhkan kerja sama atau gotong-royong antara anggota kelompok, dan disiplin yang tinggi supaya mendapatkan hasil sesuai waktu yang direncanakan. “Saya lihat sudah begitu kreatif, membuat menyusun. Dalam menyusun, mereka kerja sama dengan kelompok. Sehingga apa yang mereka hasilkan dalam bentuk mandala bisa maksimal,” papar Amita.
Mandala sendiri papar Amita merupakan simbol dari kesatuan dan persatuan. “Saya sangat antusias dan tertarik sekali melihat hasil mandala dari kelas XI F01 sampai XIF10 yang sudah dibuat ,” kata Amita.
Selain memajang mandala, siswa kelas XI juga menjual berbagai produk kewirausahaan. Mereka berjualan produk makanan yang disukai siswa maupun orang tua wali murid yang datang ke sekolah. “Alhamdulillah dari yang saya amati, makanan yang dijual itu laku semua, sebelum pukul 12.00 WIB. Cara promosinya juga bagus dan menarik ,” aku Amita.
Gelar karya bazar kuliner kelas XI sebenarnya menerapkan tema kewirausahaan yang sudah di dapat saat kelas X. “Apa yang mereka peroleh di kelas X kemudian diterapkan di kelas XI” kata Amita.
Menurut Amita, keputusan yang diambil siswa kelas X itu sangat menginspriasi dalam konteks perubahan selalu dimulai dari haly ang kecil. ”Karena perubahan yang kecil-kecil itu dimulai dari diri sendiri, kemudian ke orang lain, “ katanya.
Fasilitator Kelas XE03 Armiyati, S.Pd. mengaku sangat mengapresiasi kegiatan gelar karya P5 bertema gaya hidup berkelanjutan. “Saya selaku guru SMA 1 Jekulo sangat mengapresiasi kegiatan Gelar Karya P5 dengan tema Gaya Hidup berkelanjutan untuk kelas X,” aku Armiyati.
Menurut Armiyati, hal itu lantaran siswa kelas X kreatif dan inovatif dalam menampilkan aksi nyata mengenakan pakaian hasil karya ecoprint. Demikian pula siswa kelas XI dengan tema suara demokrasi menampilkan mandala. Sedangkan kelas XII tema bangun jiwa dan raganya menampilkan pentas kolosal.

Fasilitator Kelas XE03 Armiyati, S,Pd
Sementara tema kewirausaan yang diusung siswa kelas X dan XI menjadi ajang berlatih mengembangkan jiwa kewirausahaan. “Sungguh hal tersebut melatih anak-anak untuk mandiri, kreatif meningkatkan jiwa kewirausahaan,” tanda Armiyati.
Armiyati berharap kegiatan gelar karya P5 akan terus berlanjut sehingga dimensi profil pelajar Pancasila dapat tertanam kehidupan nyata. “Harapan saya kegiatan GK P5 tidak bersifat temporal tetapi tetap tertanam dalam jiwa mereka sepanjang masa dalam kehidupan nyata,” harap Armiyati.
Setelah menonton petunjukan dan melihat pameran, wali murid melakukan pengambilan rapor. Pengambilan rapor dilaksanakan di kelas masing-masing sesuai jam yang sudah ditentukan. Rapor tersebut merupakan hasil pembelajaran siswa selama semester gasal tahun pelajaran 2024/2025.