Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)  merupakan sarana proses meningkatkan dan menguatkan karakter siswa. Karena dimensi P5 yang meliputi bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif sebenarnya karakter tersebut sudah dimiliki siswa.

Demikian sambutan Waka Kurikulum SMAN 1 Jekulo Kudus Susi Hermayanti, S.Pd selaku pembina upacara bendera Senin 2 September 2024 di sekolahnya.

Karakter siswa yang merupakan Profil Pelajar Pancasila (P3) sudah dimiliki siswa seperti bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif.  Implementasi dari kurikulum-kurikulum sebelumnya sudah mengarah pada pendidikan  karakter siswa. Hanya saja tidak sekuat karakter siswa sekarang ini. “Sebetulnya anak-anak kita sudah memiliki karakter beriman, berakhlak mulia, kritis, mandiri, bergotong royong, kreatif. Hanya belum kuat karakternya. Nah P5 kali ini proses bagaimana meningkatkan dan menguatkan karakter siswa,” ujar Susi.

Amanat pembina upacara Susi Hermayanti, S.Pd mengenai P5

Oleh karenanya lanjut Susi, P5  bertujuan     menjadi   sarana   optimal  dalam mendorong peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, serta berperilaku sesuai  nilai-nilai Pancasila.

P5 menurut Susi merupakan impelentasi pesan Ki Hadjar Dewantara dalam dunia pendidikan sekarang. “… perlulah anak-anak (Taman Siswa) kita dekatkan hidupnya kepada perikehidupan rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki ‘pengetahuan’ saja tentang hidup rakyatnya, akan tetapi juga dapat ‘mengalaminya’ sendiri, dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan rakyatnya.”

Pesan bapak pendidikan di Indonesia ini pula yang  melatarbelakangi kegiatan P5 di SMAN 1 Jekulo Kudus. Menurut Ki Hajar Dewantoro, siswa tidak hanya memiliki pengetahuan tetapi juga mengalami sendiri pengetahuan yang didapat. Dengan mengalami sendiri maka, siswa dapat mencari solusi dari permasalahan yang ada di sekitar hidupnya.

Hanya saja pesan mulia dari Ki Hajar Dewantoro belum dilakukan secara optimal dalam sistem pendidikan saat ini. Oleh karenanya lanjut Susi, kehadiran Kurikulum Merdeka beserta inovasi-inovasi yang menyertainya dalam bentuk P5  merupakan salah satu sarana untuk mencapai  berbagai target dalam Profil Pelajar Pancasila. Dalam praktiknya, projek tersebut diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ‘mengalami pengetahuan’ sebagai sebuah proses penguatan karakter sekaligus sebagai bentuk belajar secara nyata dari lingkungan sosialnya

Tentunya lanjut ibu dari empat putera, panduan pengembangan P5 oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen  Pendidikan, diharapkan dapat  menginspirasi siswa untuk berkontribusi bagi lingkungan di sekitarnya. Dimensi profil pelajar Pancasila terdiri dari Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; Mandiri; Bergotong-royong; Berkebinekaan global; Bernalar kritis; dan Kreatif. Profil pelajar Pancasila merupakan ciri, karakter, dan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Masih menurut Susi, hal penting terkait pelaksanaan P5 diantaraya melibatkan siswa secara maksimal dalam setiap tahapan proyek. “Merekalah yang melaksanakan proyek. Merekalah subyek dari pelaksana proyek. Dengan melibatkan mereka secara optimal, kita telah memberi ruang berkembangan menjadi pribadi yang semakin bertanggung jawab dan memanusiawikan mereka,” papar Susi

Selanjutnya menjadikan refleksi sebagai pembiasaan atas setiap aktivitas yang kita lakukan baik itu projek maupun pembelajaran intrakurikuler. Refleksi bukan hanya memberi petunjuk kepada kita mengenai kekuatan dan kelemahan kita, dan tindak lanjut apa yang harus kita lakukan. Refleksi juga mencirikan bahwa kita adalah makhluk mulia, karena “hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak layak dijalani.”

P5 yang dilaksanakan di SMAN 1 Jekulo Kudus pada tahun pelajaran 2024/2025 meliputi tujuh tema dengan rincian seperti pada tabel berikut :

Sementara itu Kepala SMAN 1 Jekulo Kudus Lasmin, S.Pd, M.Pd mengingatkan kepada bapak ibu guru SMAN 1 Jekulo bahwa  dalam pelaksanaan P5 yang sangat dipentingkan adalah proses kegiatan tersebut dan bukan semata-mata hasilnya. “Jangan terjebak untuk mendapatkan hasil dari Projek P5. Hasil memang penting tetapi proses kegiatan P5 itu jauh lebih penting,” tandas Lasmin.

Arahan Kepala SMAN 1 Jekulo Kudus Lasmin, S.Pd, M.Pd dalam pelaksanaan P5

Oleh karena itu dalam berbagai kesempatan Lasmin menghimbau agar bapak ibu guru yang menjadi fasilitator maupun koordinator pelaksanaan P5 dapat melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati.

Senada dengan pendapat waka kurikulum, Lasmin juga meyakini P5 merupakan proyek yang dapat membangun karakter pelajar. “P5 bukan proyek-proyekan melainkan proyek yang membangun karakter pelajar kita,” kata Lasmin.

Untuk itu Lasmin juga menghimbau agar bapak ibu guru pengampu P5 harus memahami alur aktivitas proyek sesuai sesuai dengan panduan yang sudah diberikan oleh Kemendikbudsitek. Dengan mengikuti panduan tersebut kita telah melaksanakan P5 sebagai proses pembentukan karakter.