

Puncak kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tahun 2023, siswa kelas X dan XI SMAN 1 Jekulo Kudus, Senin (25/9/2023) menyelenggarakan Gelar Karya P5 dengan tema Kewirausahaan dan Suara Demokrasi. Kegiatan di indoor lapangan basket dan halaman depan SMAN 1 Jekulo Kudus ini berlangsung meriah. Selain menjadi ajang penjualan makanan lokal hasil produksi siswa kelas X dan pameran portofolio P5 kelas XI, seluruh siswa SMAN 1 Jekulo Kudus juga melaksanakan pemilihaan ketua dan wakil ketua OSIS (Pilketos) periode 2023/2024. Pada kegiatan tersebut juga ada pagelaran pentas seni dalam bentuk dance, tari tradisional, serta drama musikal.

Kepala SMAN 1 Jekulo Kudus Lasmin, S.Pd, M.Pd dalam sambutannya menjelaskan bahwa gelar karya tema kewirausahaan ini dapat mengidentifikasi karakter masing-masing siswa. Kegiatan dari P5 kewirausahaan diantaranya memasak bahan makanan lokal dan menjualnya. Kegiatan ini tidaklah mudah karena siswa belajar teori dan praktik memasak dan menjual makanan tersebut. Kegiatan tersebut memerlukan suatu pengelolaan yang tak mudah dari mulai memilih makanan, menyediakan berbagai bahan makanan, peralatan memasak, kegiatan memasak sampai strategi pemasaran.
Kegiatan yang mengusung tema “Optimalkan Potensi Makanan Khas Daerah Melalui Wirausaha Muda” merupakan salah satu upaya mempersiapkan siswa kelas X memiliki jiwa kewirausahaan. “ Ini semua dilakukan dalam upaya mempersiapkan generasi muda menjadi pengusaha muda yang handal,” jelas Lasmin.
Menurut Lasmin, kegiatan kewirausahaan tidak berhenti begitu saja ketika P5 sudah berakhir. Siswa secara mandiri harus bisa menggali secara lebih mendalam mengenai berbagai hal terkait kewirausahaan yang sudah diketahui dari kegiatan P5. “Ini nanti tidak sekedar sampai disini. Pengembangan kewirausahaan kami harapkan dilanjutkan,” tandas Lasmin. Dia juga berharap, kegiatan gelar karya ini menjadi pengalaman berharga untuk siswa. Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas.

Stand Kuliner Tradisional
Kemeriahan gelar karya P5 kali ini terlihat dari sepuluh stand kuliner tradisional yang berjajar rapi di lapangan indoor basket dan halaman depan SMA Negeri 1 Jekulo Kudus. Stand tersebut diikuti dan diproduksi sendiri oleh siswa kelas X. Beragam jenis kuliner dijual di stand tersebut mulai dari makanan daerah seperti gethuk, pempek, kue pukis, onde-onde mini, klepon, dadar gulung, hingga makanan-makanan yang tengah hits seperti mango sticky rice, banana nugget, dan rice bowl. Tak hanya makanan, para pengunjung juga dapat membeli minuman untuk menghilangkan haus. Berbagai minuman yang tersedia salah satunya es bangka, es kopyor, dan es campur.
Para pengunjung seakan dimanjakan ketika berada di gelar karya. Pengunjung dapat menikmati beragam makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau sembari menunggu giliran untuk menggunakan hak pilih sekaligus menyaksikan pentas seni dan pameran portofolio Suara Demokrasi.

Stand Portofolio “Suaramu Ekspresimu”
Gelar karya P5 Suara Demokrasi oleh siswa kelas XI menampilkan stand portofolio “Suaramu Ekspresimu”. Stand portofolio berisi hasil kegiatan P5 mulai aktivitas 1 sampai 15. Mandala merupakan hasil Aktvitas 1 yang menjadi representasi pentingnya partisipasi individu dalam proses pengambilan keputusan bersama. Berbagai gambar yang menunjukkan kerinduan kampung halaman merupakan hasil Aktivitas 2. Gambar ini menstimulasikan bentuk-bentuk ketidaksetaraan dalam kehidupan nyata.
Post-it notes merupakan hasil Aktivitas 3 mengenai riset hak, kewajiban dan peran kelompok marginal dan rentan di Indonesia. Diskusi dan presentasi tentang anak muda sebagai kelompok rentan dalam demokrasi merupakan Aktivitas 4. Aktivitas 5 mengenai Sosialisasi KPU terhadap anak muda sebagai kelompok yang rentan dalam demokrasi dan pentingnya berkontribusi dalam pemilu, serta mengetahui lebih dalam mengenai peran teknologi dalam demokrasi.
Gallery Walk hasil riset mandiri hate speech dan hoax dalam media sosial terkait demokrasi merupakan Aktivitas 6 dan 7. Pembentukan panitia dan tata cara pemilihan Ketua OSIS, pembuatan kotak suara serta tempat pencoblosan suara adalah produk Aktivitas 10 dan 12. Foto dan video simulasi debat ketua dan wakil ketua OSIS merupakan hasil Aktivitas 11. Simulasi Pilketos merupakan hasil Aktivitas 13. Sedangkan Evaluasi simulasi Pilketos menjadi produk Aktivitas 14. Dan yang terakhir aktivitas 15 adalah gelar karya sekaligus pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS 2023-2024.

Pentas Seni
Pentas seni yang diikuti hampir seluruh siswa kelas XI menarik dan meriah. Sepuluh kelas dari XI-F01 sampai XI-F10 menampilkan berbagai atraksi seperti drama musikal, komedi, tari tradisional dan modern. Urutan pertama pentas seni oleh siswa kelas XI-F02. Mereka menampilkan drama musikal. Lagu “Sampai Akhir” antara Gaza dan Difa dan joget bareng seluruh peserta.
Urutan kedua, siswa kelas XI-F01 menampilkan senam, tari dan dance. Diawali dengan senam yang gerakannya seperti menari, lalu tarian suwe ora jamu, dance Super Shy by New Jeans & Solo by Jeanny, dan diakhiri tarian penutup.
Urutan ketiga, siswa kelas XI-F07 menampilkan nyanyian dan tarian. Diawali dengan tarian kreasi dan diakhiri Pambajeng menyanyikan lagu berjudul “Asmara Ugal-ugalan” dan “Kok Iso Yo?”.
Penampilan pentas seni siswa kelas XI-F08 berjudul Drama komedi kondangan mendapat sambutan meriah. Drama komedi tersebut berisikan parodi nikahan masal. Gending Jawa, tarian gambyong, dan tarian komedi serta pakaian ala bapak-bapak dan emak-emak mampu membuat gelak tawa penonton.
Siswa kelas XIF-04 menampilkan tarian “Jagat Catur Bumantara” atau biasa dikenal dengan tari Kecak. Baik tarian, kostum, dan properti serupa dengan yang biasa digunakan untuk tari Kecak asal Bali.
Drama Musikal “Cinta dalam Demokrasi” oleh siswa kelas XI-F09 berisi dance kekinian ala Tik Tok dan Fortune Cookie. Urutan ke tujuh drama Kolosal Anoman Obong oleh siswa kelas XI-F06. Drama yang menceritakan kisah cinta Prabu Rama dan Dewi Sinta menggunakan kostum dan properti yang mirip seperti drama kolosal Anoman Obong pada umumnya. Penampilannya mereka diakhiri dengan tarian yang diiringi lagu Laskar Pelangi.
Selanjutnya siswa kelas XI-F10 menampilkan tari asal India, senam, dan dance ala K–Pop, dan Tik Tok kekinian. Siswa kelas XI-F03 menampilkan tari Saman, tari Kretek, ada dance Super Shy by New Jeans, tari-tarian India, dan diakhiri dengan Dance Heavy Rotation.
Penampilan siswa kelas XI-F05 yang menceritakan kilas balik proyek-proyek yang pernah mereka lakukan di P5, menutup pageralaran pentas seni. Tema kewirausahaan, Bhinneka Tunggal Ika dan suara demokrasi dikemas dalam bentuk tarian. Tidak ketinggalan musik lagu Pelajar Pancasila mengiringi tarian Pelajar Pancasila.

Gelar Karya P5 dimata Siswa
Gelar Karya P5 mendapat tanggapan beragam dari siswa kelas X, XI dan XII SMAN 1 Jekulo Kudus. Bagi siswa kelas X dan XI, gelar karya kali ini membutuhkan persiapan yang banyak. Waktu untuk persiapan mengikuti gelar karya dan pentas seni terbilang singkat. Untuk pentas seni siswa hanya memiliki waktu sekitar dua atau satu minggu seperti memilih lagu, membuat gerakan, menyiapkan properti untuk ditampilkan. “Dari kita sendiri persiapannya 2 Minggu, jadi dalam waktu 2 Minggu bikin gerakan, cari lagu, dan cari properti. Sempet ada bentrok juga tapi akhirnya alhamdulillah bisa terselesaikan dalam 2 Minggu itu.” ujar Frisca, salah satu siswa yang ikut tampil dalam pentas seni.
Menurut Mutiara, kegiatan gelar karya memiliki manfaat banyak bagi siswa. Selain pembelajaran menjadi tidak monoton, juga dapat menikmati pentas seni yang menghibur serta membeli makanan dan minuman hasil produksi siswa kelas X dengan harga terjangkau.
“Keren ya penampilan dari kelas X. Juga ada makanan minuman dari kelas X itu. Kayak semua ada disini. Jadi kalau mau lihat sambil makan, minum tuh bisa gitu, keren banget. Pembelajarannya juga gak monoton di dalam kelas terus jadi kita bisa kumpul – kumpul seru – seruan bareng.” jelas Mutiara.
“Senang dan gembira, cukup menengangkan karena ini pertama kalinya saya untuk mengikuti kegiatan gelar karya. Kalau tahun kemaren saya hanya melihat tapi tahun ini alhamdulillah, adalah tahun pertama untuk saya merasakan gelar karya, “ ujar Leo siswa kelas XE-04.
“Mulai dari menyiapkan konsep untuk penataan stand, mengkoordinasikan pakaian kelas, menentukan produk hingga sampai saat ini kegiatan terlaksana,” Ujar leo
“Harapan saya untuk kedepannya saya bisa mengembangkan imajinasi saya lebih baik. Di dalam gelar karya ini juga kita diajarkan untuk kerja sama dalam tim, sehingga harus dapat saling menghargai dan selalu kompak dalam hal apapun,” lanjut Leo.
Salah satu peserta gelar karya P5 dari kelas XI-F08, Olivia mengaku senang dengan gelar karya sekarang. Hal ini karena kegiatan tersebut dilaksanakan bersamaan antara kelas X dan XI. “ Seneng karena ini yang beberapa kalinya diadakan gelar karya apalagi bareng sama kelas X tentang kewirausahaan, ” aku Olivia.
Meski penampilan stand kewirausahaan dan suara demokrasi sudah bagus, namun menurut Olivia, kedepannya tetap harus ditingkatkan lagi. “Untuk kesannya, kelas X makanannya enak. Sedangkan yang kelas XI Mandala dan pentas seninya juga bagus – bagus. Harapannya karyanya bisa ditingkatkan lagi lebih baik”, kata Olivia.
Pendapat yang sama juga dikatakan siswa kelas XII MIPA 5 Maharani dan Safitri. “Seru karena dapat melihat hasil karya dari adik – adik kelas X, dan kelas XI. Terus bisa melihat pertunjukan pentas seni yang bagus-bagus, “ tutur Maharani.
Hanya saja menurut Safitri jika ke depannya akan mengadakan kegiatan yang sama, maka harus lebih matang mempersipkan penjualan makanan. “Harapan saya jika besok dilaksanakan lagi, mungkin untuk persiapan jualan para adik kelas X lebih banyak, agar tidak cepat habis,,” jelas Safitri.
Komentar Guru
Gelar karya P5 sekaligus pemilihan ketua OSIS mendapat sambutan beragam dari Bapak dan Ibu guru. Menurut Wakil Ketua Gelar Karya P5 Wahyu Triambodo, “siswa kelas X sangat kreatif karena bisa mendesain stand mereka tanpa menggunakan tenda”. Beliau menjelaskan bahwa bapak ibu gurupun mendapat voucher yang harus ditukar di stand untuk membeli makanan atau minuman yang tersedia.
Koordinator Voucher Gelar Karya P5 Amita Asih Ardiyanti menjelaskan bahwa semua bapak ibu guru mendapatkan voucher senilai 20 ribu rupiah. Voucher berupa makanan dan minuman tersebut merupakan salah satu cara partisipasi bapak dan ibu guru dalam mensukseskan kegiatan gelar karya kewirausahaan.
Salah satu koodinator P5 kelas XI Marliana Ristiani menjelaskan bahwa gelar karya P5 berfungsi menjadi ruang apresasi siswa. “Projek ini bagus untuk memberi apresiasi anak sesuai karakter, aspirasi dan kreasinya. Supaya dia tahu arahnya kemana,” kata ibu guru yang biasa dipanggil Bu Lili. Hanya saja kegiatan gelar karya P5 ini harus menyesuaikan kebutuhan dan karakter siswa seperti harapan Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantoro. “Dengan satu syarat, gelar karya atau istilahnya P5 ini, harus sesuai dengan keinginan dan sesuai karakternya,” tandas Lili.
Hal senada juga diungkapkan oleh Indah Yuliasari, Wali kelas XE-03. Beliau mengakui siswa kelas X mampu mengkreasikan stand dengan budget yang minim. Dengan kreativitasnya, mereka bisa merealisasikan hal yang sulit seperti membuat stand dengan biaya yang minim. Selain itu, dengan harga jual yang murah, mereka dapat membuat makanan dan minuman yang memiliki cita rasa yang lezat. Sesuai aturan, makanan dan minuman tersebut terbuat dari bahan-bahan lokal yang ada di sekitar tempat tinggal mereka.
Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 sampai 15.00 berjalan dengan lancar tanpa halangan apapun.
Persiapan dan Kendala
Dibalik suksesnya kegiatan gelar karya P5, serangkaian persiapan dan kesuiitan harus dihadapi masing-masing kelas. Setiap kelas memiliki persiapan yang berbeda-beda. Begitu pula dengan kesulitan dan cara mencari solusinya. Menurut pengakuan siswa yang tidak mau disebutkkan namanya, banyak proses yang perlu dilalui untuk mencapai kegiatan akbar P5, seperti menentukan tema pameran, membuat rencana, penyiapan modal, pembuatan dan pengisian stand kelas.
Kendala yang dihadapi juga tidak sedikit seperti kurangnya kekompakan dalam kelompok, kurangnya waktu yang dibutuhkan, sulit dan lamanya pembuatan stand. Faktor lain seperti tempat diadakannya P5 berada di tempat yang cukup terbuka mempengaruhi kesulitan mendirikan stand karena angin kencang yang dikuatiran dapat merobohkan stand.
Meski demikian berbagai kesulitan yang dihadapi setiap kelas, akhirnya dapat diselesaikan. Dari pembukaan sampai penutupan acara, semua berjalan dengan lancar tanpa kendala. Kelas XI berhasil menampilkan karya-karyanya dengan baik dan berkesan.